Pengertian COD
COD atau
kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang ada
di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah organik akan
teroksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O4)
sebagai sumber oksigen menjadi gas CO2 dan H2Oserta
sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh
bahan organik. Kadar COD dalam limbah berkurang seiring dengan
berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah,
konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan
metode pengolahan yang konversional.
Metode
Analisa COD
KOK=
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah oksidan
Cr2O7(2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan
dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 ml contoh uji. Senyawa
organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7(2-)
dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan yang
dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L) diukur
secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7(2-)
kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat
mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai
dengan 900 mg/L ditentukan kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang
600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi, dilakukan
pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil atau
sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7(2-)
pada panjang gelombang 420 nm.
Kelebihan dan
Kelemahan Metode Analisis COD
Adapun kelebihan dari metode analisi COD adalah sebagai berikut :
1. Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5
memakan waktu 5 hari.
2. Untuk menganalisa COD antara 50 – 800
mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran sampel, sedangkan BOD5 selalu
membutuhkan pengenceran.
3. Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty)
tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD5.
4. Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi
masalah.
Sedangkan kekurangan dari
tes COD adalah tidak dapat membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak
teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Hal
ini disebabkan karena tes COD merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu
oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan
saja. Untuk tingkat ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah 13
mg/l. Sedangkan penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu
laboratorium sebesar 5% masih diperkenankan.Senyawa kompleks anorganik yang ada
di perairan yang dapat teroksidasi juga
ikut dalam reaksi (De Santo, 1978), sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai
COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran kandungan bahan
organik.
Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar COD
Penanggulangan kelebihan Kadar COD
Pada Trickling filter terjadi penguraian
bahan organik yang terkandung dalam limbah. Penguraian ini dilakukan oleh
mikroorganisme yang melekat pada filter media dalam bentuk lapisan biofilm.
Pada lapisan ini bahan organik diuraikan oleh mikroorganisme aerob, sehingga
nilai COD menjadi turun. Pada proses pembentukan lapisan biofilm, agar
diperoleh hasil pengolahan yang optimum maka dalam hal pendistribusian larutan
air kolam retensi Tawang pada permukaan media genting harus merata membasahi
seluruh permukaan media. Hal ini penting untuk diperhatikan agar lapisan
biofilm dapat tumbuh melekat pada seluruh permukaan genting.
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
tinggal, maka nilai COD akhir semakin turun (prosentase penurunan COD semakin
besar). Hal ini disebabkan semakin lama waktu tinggal akan memberi banyak
kesempatan pada mikroorganisme untuk memecah bahan-bahan organik yang
terkandung di dalam limbah. Di sisi lain dapat diamati pula bahwa semakin kecil
nilai COD awal (sebelum treatment dilakukan) akan menimbulkan kecenderungan
penurunan nilai COD akhir sehingga persentase penurunan COD nya meningkat.
Karena dengan COD awal yang kecil ini, kandungan bahan organik dalam limbah pun
sedikit, sehingga bila dilewatkan trickling filter akan lebih banyak yang
terurai akibatnya COD akhir turun. Begitu pula bila diamati dari sisi jumlah
tray (tempat filter media). Semakin banyak tray, upaya untuk menurunkan kadar
COD akan semakin baik. Karena dengan penambahan jumlah tray akan memperbanyak
jumlah ruang / tempat bagi mikroorganisme penurai untuk tumbuh melekat.
Sehingga proses penguraian oleh mikroorganisme akan meningkat dan proses
penurunan kadar COD semakin bertambah. Jadi prosen penurunan COD optimum
diperoleh pada tray ke 3.
Pada
penelitian ini, efisiensi Trickling Filter dalam penurunan COD tidak dapat
menurunkan sampai 60% dikerenakan :
1. Aliran air yang kurang merata pada seluruh permukaan genting
karena nozzle yang digunakan meyumbat aliran air limbah karena tersumbat air
kolam retensi Tawang.
2. Supplay oksigen dan sinar matahari kurang karena trickling filter
diletakkan didalam ruangan sehingga pertumbuhan mikroba kurang maksimal.
Dalam
penumbuahan mikroba distibusi air limbah dibuat berupa tetesan agar air limbah
tersebut dapat memuat oksigen lebih banyak jika dibanding dengan aliran yang
terlalu deras karena oksigen sangat diperlukan mikroba untuk tumbuh berkembang
Penanggulangan
Kekurangan Kadar COD
Senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen dengan elemen aditif nitrogen, sulfur, fosfat, dll cenderung untuk
menyerap oksigen-oksigen yang tersedia dalam limbah air dikonsumsi oleh
mikroorganisme untuk mendegredasi senyawa organik akhirnya oksigen. Konsentrasi
dalam air limbah menurun, ditandai dengan peningkatan COD, BOD, TSS dan air
limbah juga menjadi berlumpur dan bau busuk. Semakin tinggi konsentrasi COD menunjukkan
bahwa kandungan senyawa organik tinggi tidak dapt terdegredasi secara biologis.
EM4 pengobatan 10 hari dalam tangku aerasi harus dilanjutkan karena
peningkatan konsentrasi COD
sangat membantu makasih yah kak
BalasHapusaxis customer care