Jar Test
Jar
test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis
optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses
pengolahan air bersih. Jar Test merupakan proses penjernihan air dengan
menggunakan koagulan, dimana koagulan akan membentuk flok – flok dengan adanya
ion – ion yang terkandung dalam larutan sampel. Flok-flok ini mengumpulkan
partikel-partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya bersama-sama
mengendap.
Flok terbentuk dengan bantuan agitasi dari alat
agitator. Dengan konsentrasi dan volume koagulan yang berbeda akan membentuk
koagulan yang berbeda dan tentunya akan menghasilkan tingkat kejernihan yang
berbeda. Umumnya koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3, namun
dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu poly-elektrolit organis.
Koagulasi dan
Koagulan
Koagulasi adalah proses penambahan bahan-bahan kimia untuk
memebentuk gumpalan (flok) yang selanjutnya dipisahkan pada proses flokulasi.
Sedangkan flokulasi adalah proses untuk mempercepat penggumpalan partikel
dengan pengadukan sangat lambat. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel
koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut
bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi.
Secara garis besar mekanisme pembentukan flok terdiri dari
empat tahap, yaitu :
1. Tahap
destabilasi partikel koloid
2. Tahap
pembentukan partikel koloid
3. Tahap
penggabungan mikroflok
4. Tahap
pembentukan mikroflok.
Mekanisme Koagulasi Secara Fisika
1. Pemanasan à Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol
dengan molekul-molekul air bertambah banyak.Hal ini melepaskan elektrolit yang
teradsorpsi pada permukaan koloid.Akibatnya partikel tidak bermuatan. Contoh: darah.
2. Pengadukan, contoh : tepung kanji.
3. Pendinginan, contoh : agar – agar.
Mekanisme Koagulasi Secara Kimia
Secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran
koloid yang berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan.Ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:
1.
Menggunakan
prinsip elektroforesis à Proses
elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke
elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai
elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2.
Penambahan
koloid à Dapat terjadi sebagai berikut: Koloid yang bermuatan negatif akan menarik
ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion
negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua.
Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion
makin kuat daya tariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi
koagulasi.
3.
Penambahan
elektrolit à Jika suatu elektrolit ditambahkan
pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan
mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga
sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari
elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi. Dalam proses
koagulasi,stabilitas koloid sangat berpengaruh. Faktor – Faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi: kualitas air, suhu air, jenis koagulan, koagulan
aid, ph air, jumlah garam–garam terlarut dalam air,
tingkat kekeruhan air baku, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan dan dosis koagulan.
Koagulan
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif
partikel di dalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif yang
digunakan untuk mendestabilisasi muatan negatif partikel. Koagulan
yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air adalah seperti
yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel
Jenis-jenis Koagulan Yang sering digunakan
Nama
|
Formula
|
Bentuk
|
Reaksi Dengan Air
|
pH Optimum
|
Aluminium
sulfat, Alum sulfat, Alum, Salum
|
Al2(SO4)3.xH2O, x = 14,16,18
|
Bongkah, bubuk
|
Asam
|
6,0 – 7,8
|
Sodium
aluminat
|
NaAlO2 atau Na2Al2O4
|
Bubuk
|
Basa
|
6,0 – 7,8
|
Polyaluminium Chloride, PAC
|
Aln(OH)mCl3n-m
|
Cairan, bubuk
|
Asam
|
6,0 – 7,8
|
Ferri
sulfat
|
Fe2(SO4)3.9H2O
|
Kristal halus
|
Asam
|
4 – 9
|
Ferri
klorida
|
FeCl3.6H2O
|
Bongkah, cairan
|
Asam
|
4 – 9
|
Ferro
sulfat
|
FeSO4.7H2O
|
Kristal halus
|
Asam
|
> 8,5
|
Koagulan merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk membantu
proses pengendapan partikel–partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan
sendirinya (secara grafitasi). Kekeruhan dan warna dapat dihilangkan melalui
penambahan koagulan atau sejenis bahan – bahan kimia antara lain:
1.
Alumunium
Sulfat (Al2(SO4)3.14H2O)
à Biasanya
disebut tawas, bahan ini sering dipakai karena efektif untuk menurunkan kadar
karbonat. Tawas berbentuk kristal atau bubuk putih, larut dalam air, tidak
larut dalam alkohol, tidak mudah terbakar, ekonomis, mudah didapat dan mudah
disimpan. Penggunaan tawas memiliki keuntungan yaitu harga relatif murah dan
sudah dikenal luas oleh operator water treatment. Namun Ada juga kerugiannya,
yaitu umumnya dipasok dalam bentuk padatan sehingga perlu waktu yang lama untuk
proses pelarutan.
2.
Sodium Aluminate (NaAlO2) àDigunakan dalam kondisi
khusus karena harganya yang relatif mahal. Biasanya digunakan sebagai koagulan
sekunder untuk menghilangkan warna dan dalam proses pelunakan air dengan lime
soda ash.
3.
Ferrous Sulfate (FeSO4.7H2O) àDikenal
sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous Sulfate dan lime
sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH tinggi (pH > 10).
4.
Chlorinated copperas à Dibuat
dengan menambahkan klorin untuk mengioksidasi Ferrous Sulfate. Keuntungan
penggunaan koagulan ini adalah dapat bekerja pada jangkauan pH 4,8 hingga 11.
5.
Ferrie Sulfate (Fe2(SO4)3 à Mampu
untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta dapat menghilangkan
Fe dan Mn.
6.
Ferrie Chloride (FeCl3.6H2O) àDalam pengolahan air
penggunaannya terbatas karena bersifat korosif dan tidak tahan untuk
penyimpanan yang terlalu lama.
Jenis
Koagulan
Kesulitan pada saat proses koagulasi kadang-kadang terjadi
karena lamanya waktu pengendapan dan flok yang terbentuk lunak sehingga akan
mempersulit proses pemisahan. Koagulan Aid menguntungkan proses koagulasi
dengan mempersingkat waktu pengendapan dan memperkeras flok yang terbentuk.
Jadi difinisi koagulan aids adalah koagulan sekunder yang ditambahkan setelah
koagulan primer atau utama bertujuan untuk mempercepat pengendapan, pembentukan
dan pengerasan flok. Jenis koagulan aid diantaranya:
1.
Karbon
Aktif àAktivasi
karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka
pori-pori yang tertutup sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi. Pori-pori
arang biasanya diisi oleh hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri
dari persenyawaan kimia yang ditambahkan akan meresap dalam arang dan membuka
permukaan yang mula-mula tertutup oleh komponen kimia sehingga luas permukaan
yang aktif bertambah besar. Efisiensi adsorbsi karbon aktif tergantung dari
perbedaan muatan listrik antara arang dengan zat atau ion yang diserap. Bahan
yang bermuatan listrik positif akan diserap lebih efektif oleh arang aktif
dalam larutan yang bersifat basa. Jumlah karbon aktif yang digunakan untuk
menyerap warna berpengaruh terhadap jumlah warna yang diserap.
2. Activated Silica à Merupakan
sodium silicate yang telah direaksikan dengan sulfuric acid, alumunium sulfate,
carbon dioxide, atau klorida. Sebagai koagulan aid, activated silica memberikan
keuntungan antara lain meningkatkan laju reaksi kimia, menurunkan dosis koagulan,
memperluas jangkauan pH optimum dan mempercepat serta memperkeras flok yang
terbentuk. Umumnya digunakan dengan koagulan alumunium dengan dosis 7 – 11%
dari dosis alum.
3. Bentonic clay à Digunakan pada pengolahan air
yang mengandung zat warna tinggi, kekeruhan rendah dan mineral yang rendah.
4. PAC (Poly
Aluminium Chloride) à Senyawa Al yang lain yang penting untuk koagulasi
adalah Polyaluminium chloride (PAC), Aln(OH)mCl3n-m.
Ada beberapa cara yang sudah dipatenkan untuk membuat polyaluminium chloride yang dapat dihasilkan dari hidrolisa parsial
dari aluminium klorida, seperti ditunjukkan reaksi berikut :
n AlCl3 + m OH− . m Na+ → Al n (OH) m Cl 3n-m
+ m Na+ + m Cl−
Senyawa ini dibuat dengan berbagai cara
menghasilkan larutan PAC yang agak stabil. PAC adalah suatu persenyawaan anorganik
komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan
sebagai pembentuk polynuclear mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n).
Keunggulan Poly Aluminium Chloride
Beberapa
keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya adalah sebagai berikut:
1.
PAC dapat bekerja di tingkat
pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksian terhadap pH,
terkecuali bagi air tertentu.
2.
Kandungan belerang dengan dosis
cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat rantai siklik membentuk alifatik
dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah
untuk diikat membentuk flok.
3.
Kadar khlorida yang optimal
dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat bereaksi dan merusak ikatan
zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang umumnya dalam truktur ekuatik
membentuk suatau makromolekul terutama gugusan protein, amina, amida dan
penyusun minyak dan lipida.
4.
PAC tidak menjadi keruh bila
pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan yang lain (seperti alumunium
sulfat, besi klorida dan fero sulfat) bila dosis berlebihan bagi air yang
mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dengan
suatu grafik untuk PAC adalah membentuk garis linier artinya jika dosis
berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis
optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Sedangkan untuk
koagulan selain PAC memberikan grafik parabola terbuka artinya jika kelebihan
atau kekurangan dosis akan menaikkan kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu
ketepatan dosis.
5.
PAC mengandung suatu polimer
khusus dengan struktur polielektrolite yang dapat mengurangi atau tidak perlu
sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini berarti disamping
penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.
6.
Kandungan basa yang cukup
akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu
ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat
dilakukan.
7.
PAC lebih cepat membentuk
flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang
bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai
polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih
padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan
menambah berat molekul, dengan demikian walaupun ukuran kolam pengendapan lebih
kecil atau terjadi over-load bagi instalasi yang ada, kapasitas
produksi relatif tidak terpengaruh.
Dealer Nissan Bandung
BalasHapusDaihatsu Bandung
Tunas Daihatsu A Yani Bandung
Toyota Cianjur
Dealer Nissan Bandung
BalasHapusDaihatsu Bandung
Tunas Daihatsu A Yani Bandung
Toyota Cianjur
DAFTAR PUSTAKA ?
BalasHapusdaftar pustaka
BalasHapusMenangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
dapusnya mana bang?
BalasHapus